Pesugihan bulu gendruwo memang kurang populer di masyarakat. Alasannya,
untuk mendapatkan cukup sulit. Si peminat harus menyediakan masakan dari
burung gagak yang diletakkan di bawah pohon gayam dan bertelanjang
bulat.
Menurut beberapa orang yang telah mendapatkan pesugihan
bulu gendruwo, meski mendapatkannya cukup sulit, pesugihan ini dipilih
lantaran tidak terlalu berbahaya. Tidak minta tumbal orang atau nyawa.
Yang
diperlukan hanyalah masakan burung gagak serta pohon gayam. Di kota
metropolitan seperti Jakarta, pohon gayam sulit ditemukan. Makanya para
peminat kebanyakan pergi ke desa-desa di pelosok Pulau Jawa.
Setelah
masakan siap, saat matahari bersembunyi, peminat harus membawa makanan
itu ke pohon gayam yang telah ditentukan. Kemudian ia harus membuka
seluruh pakaiannya. Biasanya dalam waktu yang tidak begitu lama,
gendruwo yang dilukiskan berwajah menakutkan dan sekujur tubuhnya
dipenuhi bulu-bulu, akan muncul.
Gendruwo tersebut akan melahap
makanan yang dibawakan si peminat. Saat itulah, si peminat dituntut
kelincahannya. Mereka harus mampu mengambil minimal satu bulu di tubuh
gendruwo.
Jika beruntung, maka si peminat akan mendapatkan bulu
yang diinginkannya. Tapi jika tidak, bisa jadi ia malahan akan
dimangsanya. Karena itu, orang yang gagal biasanya enggan mencoba lagi.
Takut kalau-kalau malahan kehilangan nyawa.
Orang yang berhasil
mendapatkan bulu, biasanya mudah mendapatkan kekayaan. Rejeki akan
mengalir bak air bah. Tak tertahankan lagi.
Hidup Sudah Menjadi Takdir, Tapi Nasib Bisa Dirubah